skip to main | skip to sidebar
rss
  • Home
  • Posts RSS
  • Comments RSS
  • Contact

Welcome to bored blog!

twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Oppo Find 7 vs Samsung Galaxy Note 3 - Quick Look

Diposting oleh Ayuningtyas on Minggu, 20 April 2014 / Comments: (0)

Menyapa Matahari Bromo ;)

Diposting oleh Ayuningtyas on Rabu, 09 April 2014 / Comments: (0)

Gunung Bromo yang diselimuti kabut pagi. (FOTO: Citra Putri)
Di penginapan kami di Pantai Sendang Biru, malam harinya kami menyiapkan segala keperluan untuk dibawa ke Bromo. Yang tak boleh ditinggal antara lain jaket yang tebal, sarung tangan, dan topi kupluk. Kata banyak orang, cuaca di Bromo saat siang memang terik, namun saat malam suhu udara bisa turun drastis.
Kami berangkat Sabtu malam pukul 23.00 dari Pantai Sendang Biru menggunakan mobil ELF menuju Probolinggo. Perjalanan menuju Gunung Bromo memakan waktu sekitar empat jam. Sekitar pukul 03.00 rombongan tiba di kawasan Gunung Bromo. Udara dingin menusuk tulang langsung menyergap begitu saya membuka pintu mobil yang terparkir. Benar saja, suhu udara pagi itu menurut penjaga parkir sekitar 9°C!
Berhubung hampir tak bisa beraktivitas karena kedinginan, kami memutuskan untuk menghangatkan diri di warung kopi. Segelas kopi dan mie instan hangat tandas kami santap. Bagi yang lupa membawa perlengkapan, tak perlu khawatir. Di sini banyak pedagang yang akan menawari barang dagangannya. Sepasang sarung tangan atau topi kupluk dijual dengan harga berkisar antara Rp 30.000 – 35.000. Semakin pintar menawar, semakin bagus juga harga yang kita dapat!
Pemburu sunrise! (FOTO: Citra Putri)
Setelah dirasa cukup hangat, kami beranjak jalan pukul 04.00. Tujuan pertama adalah melihatsunrise di Penanjakan 2. Untuk itu kami harus menyewa mobil jenis hardtop dengan tarif Rp 500.000 per hari. Berhubung satu mobil dapat menampung hingga 5 orang, kami menyewa dua. Harga tersebut sudah termasuk tempat-tempat yang akan kami kunjungi nanti, seperti Penanjakan 2 Gunung Bromo, Padang Savana, Bukit Teletubies, Pasir Berbisik, Patung Singa, dan Kawah Bromo. Tiket masuk ke kawasan Wisata Gunung Bromo sendiri sebesar Rp 12.000 per orang yang dibayarkan di pintu masuk Penanjakan 2.
Penanjakan 2 hanya berjarak 15 menit perjalanan dari lokasi awal kami tiba. Lokasi hunting sunrisesudah dipadati pengunjung. Padahal saat itu baru pukul 04.15 dan kondisinya masih gelap. Karena kesiangan, kami harus puas berada di barisan belakang. Di barisan depan, para fotografer sudah siap sedia dengan kamera masing-masing.
Sekitar pukul 04.30 matahari mulai menampakkan dirinya. Pelan, tapi pasti. Indahnya Indonesia-ku! Cuma itu yang terucap di bibir saat saya masih takjub menyaksikan matahari terbit di depan mata. Kami sanga menikmati berada di atas deck tersebut. Menyaksikan matahari yang pelan-pelan menyinari lanskap alam di bawahnya. Pukul 06.00 matahari menunjukkan bentuknya yang sempurna. Gunung Bromo terlihat jelas dengan segala keindahannya. Dengan sigap, kami punjeprat jepret tak akan melewatkan kesempatan ini. Mumpung cuaca lagi cerah juga.
Bukit Teletubbies ternyata tak seimut namanya. Justru kebalikannya, gagah! (FOTO: Citra Putri)
Setelah puas berfoto, kami turun Penanjakan 2 menuju Bukit Teletubbies. Medannya cukup menantang, namun tampaknya supir kami yang asli Suku Tengger tersebut justru excited dan kami pun diajak kebut-kebutan. Sekitar 10 menit kami menikmati pemandangan dan kembali berfoto ria di bukit yang namanya diambil dari serial kartun untuk anak-anak ini.
Perjalanan berlanjut ke Padang Savana yang hanya berjarak 5 menit. Kontur tanah Padang Savana cenderung datar dengan hamparan rumput luas dan tidak berbukit-bukit. Karena sedang musim kemarau, rumputnya berwarna cokelat kekuningan.
Di sini, bisikan pasir seolah terbawa angin. (FOTO: Citra Putri)
Destinasi selanjutnya adalah “Pasir Berbisik”.  Yup, tempat ini pernah dijadikan lokasi syuting film dengan judul yang sama. Sejauh mata memandang, hanya padang pasir luas tak berbatas. Warna abu-abu mendominasi pemandangan alam di depan kami. Di tengah perjalanan menuju Pasir Berbisik tadi kami sempat melihat patung singa, patung batu yang terbentuk alami oleh alam. Sebenarnya jika diperhatikan patung ini tidak mirip singa, namun karena dari jauh tampak mirip, maka orang-orang menyebutnya demikian.
Di Pasir Berbisik kami hanya menghabiskan waktu sebentar, sekitar 10 menit saja. Tak banyak yang dapat dilakukan di tempat ini. Aktivitas utama adalah foto-foto! Dari sini kami melanjutkan perjalanan ke kawah Gunung Bromo. Untuk itu kami harus memarkirkan mobil di tempat yang tersedia dan menggantinya dengan kuda. Seru! Satu ekor kuda dapat disewa dengan harga Rp 100.000 per ekor. Kalau jago menawar, bisa dapat harga yang lebih oke lho!
Kuda-kuda sewaan ini mengantarkan kami hingga ke penjakan Bromo. Jaraknya kurang lebih 2 Km. Sesampai di sana, kami masih harus menaiki anak tangga untuk menuju puncak kawah Bromo. Jumlahnya cukup menguras tenaga, yakni 150 anak tangga! Untungnya, udara pagi itu cukup sejuk, meskipun matahari bersinar cukup terik.
Asap hangat menyembul ke luar dari dalam kawah Gunung Bromo. (FOTO: Citra Putri)
Suasana di kawah Gunung Bromo cukup ramai. Udara sejuk pelan-pelan berubah  menjadi hangat karena asap yang keluar dari dalam kawah. Sekitar pukul 09.30, kami kembali turun untuk pulang. Perjalanan balik menuju tempat parkir kembali dilalui dengan menunggang kuda. Usai mandi, makan, dan beres-beres, pukul 12.30 kami bergegas berangkat menuju Stasiun Malang. Kereta menuju Jakarta siap mengantarkan kami pulang pada pukul 16.00.

Pantai Nampu - Wonogiri

Diposting oleh Ayuningtyas / Comments: (0)




Kalau sobat jalan-jalan atau berkunjung ke Solo tak ada salahnya sobat singgah di Wonogiri kota kecil di selatan Surakarta, Sobat akan menemui kota kecil yang sejuk dan nyaman dengan slogan "WONOGIRI SUKSES" nya, Kota kecil itu bernama Wonogiri, kota kabupaten yang luasnya tercatat sekitar 82,92 km² dengan jumlah penduduk sekitar 77.134 jiwa (tahun 2003). Kota Wonogiri terbagi menjadi 9 desa dan 6 kelurahan.

Ternyata selain Waduk Gajah Mungkur yang terkenal itu, wonogiri mempunyai obyek wisata pantai yang tak kalah menariknya dengan pantai-pantai di nusantara, dan yang lebih menarik adalah pantainya yang masih perawan dan bersih karena masih jarang terjamah oleh pengunjung domestik maupun mancanegara.

Nama pantai itu adalah Pantai Nampu terletak di Desa Dringo, Kelurahan Gunturharjo, Kecamatan Paranggupito - Wonogiri. Jarak tempuh dari Kota Wonogiri ke Pantai Nampu sekitar 70 km atau butuh sekitar 2 jam untuk tiba di sana.

Deburan ombak yang beradu dengan karang-karang putih, menjadi salah satu titik keindahan yang dimiliki pantai ini. Pantai Nampu memiliki sekitar 3 titik pantai yang dipisahkan oleh gundukan daratan hijau.

Selain pantai berpasir putih, Nampu juga menawarkan sebuah keindahan dan kealamian yang belum tercemar oleh polusi. Sebuah maha karya Tuhan di ujung selatan Wonogiri ! 



 

Rute perjalanan dapat Sobat tempuh dari Kecamatan Ngadirojo-Kecamatan Baturetno-Giriwoyo-Giri Tontro-Perempatan Giri Belah-Paranggupito. Jika Sobat dari Surakarta dapat mengambil jalur Kota Wonogiri ke Paranggupito, kemudian akan sampai di perempatan Giri Belah dan diteruskan ke Kecamatan Paranggupito.


Pantai Nampu yang belum dipegang oleh pemda setempat, sampai sekarang masih tetap menjadi tanggungan warga sekitar pantai untuk menuai pendapatan. Jika Sobat datang pada hari-hari kerja, kemungkinan besar akan mendapatkan Pantai Nampu dalam keadaan sepi dan seperti pantai milik pribadi.


Pantai Nampu masih tergolong perawan, jika dibanding dengan Pantai Parangtritis, Krakal, Baron, dan lain-lain. Potensi wisata di sini sungguh luar biasa. Walaupun berada di pelosok yang jauh dari hiruk pikuk kota, namun jalanan menuju pantai ini sudah sangat baik dan nyaman untuk dilalui. Baiknya Sobat menggunakan kendaraan pribadi dikarenakan belum ada angkutan umum yang lewat sini. 


Selama perjalanan menuju pantai, Sobat akan disuguhkan pemandangan khas bebatuan karst dan bukit-bukit hijau dengan tumbuhan yang menyejuk hati dan mata. Udara begitu bersih dan menyegarkan, menjadi panorama tambahan bagi Sobat sebelum mencicipi bibir lautan selatan milik Wonogiri.

Tiket masuk pantai hanya Rp 2.000 dan ditambah dengan uang untuk parkir kendaraan sebesar Rp 2.000 saja. Sangat murah sekali, jika kita bandingkan dengan keindahan pantai di depan mata.
 

Sobat bisa berenang sepuasnya di Pantai Nampu. Tapi ingat, Sobat harus berhati-hati karena arus lautan selatan Jawa yang terkenal kencang di sini. Ditambah tidak adanya petugas pantai, maka Sobat harus ekstra waspada saat berenang.

Peta Arah Pantai Nampu



Es kelapa muda menjadi pelepas dahaga setelah bermain di pantai. Penduduk setempatlah yang menjual minuman ini, buahnya diambil langsung dari pohon. Selain itu, mereka hanya menjajakan mie sebagai menu utama. Jadi, lebih baik Sobat membawa bekal dari rumah ya !

Kurang cukup sehari? Silakan mendirikan tenda untuk kemping di bukit-bukit sekitar pantai. Siap-siap dibius suasana malam Pantai Nampu dengan lampu dari perahu nelayan yang kerlap-kerlip di atas lautan. Indah sekali !

Pantai Nampu cocok untuk menjadi destinasi akhir pekan Sobat. Sunset dan sunrise pun terlihat jelas dari pantai ini. Silakan mampir ke Pantai Nampu dan buktikan sendiri keindahannya.

Tujuh Kejaiban Situs Megalitikum Berusia 10,000 Tahun - Gunung Padang

Diposting oleh Ayuningtyas / Comments: (0)



13820599961859225787
Berdasarkan penelitian usia dengan metode karbon, diyakini bahwa Situs Megalitikum Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, berusia lebih dari 10,000 tahun. Dengan demikian situs ini dibangun lebih lama dari Piramid Giza dan bahkan Spinx. Ini temuan luar biasa karena diyakini pembangunan situs ini memerlukan waktu ratusan tahun.
Tim riset situs Megalitikum Gunung Padang (Panghegar) kami datang dengan tujuan menghilangkan mitos dan keyakinan yang ngawur tentang Gunung Padang. Gunung Padang yang diyakini sebagai pusat energi sentrifugal Atlantis yang hilang pun tidak menjadi pertimbangan. Informasi menyesatkan terkait keberadaan budaya dan peradaban kuno-maju - yang dikaitkan dengan peradaban alien yang membangun teknologi maju di bawah Gunung Padang dipastikan tak ada.
Tim riset mengetahuinya dengan cara melakukan pemboran pembanding di luar situs terkait water loss yang menghasilkan hasil yang sama dengan Tim Peneliti lain. Pun struktur batuan dan kontur Gunung Padang pun terbukti bukanlah struktur pyramid yang diyakini dan digambarkan dan diimajinasikan. Bentuk nyata Gunung Padang adalah bentuk bukit rata dengan kemiringan umum bukit yakni sekitar 30 derajat.
Tim riset yang melaporkan adanya bebatuan megalitikum memenuhi rongga perut bumi Gunung Padang adalah kebohongan belaka. Dari mana diketahui kebohongan tersebut? Jika diperhatikan, serakan batu-batu yang dibentuk, bukan batu alam yang memang terdapat di Gunung Padang, hanya tersebar ke arah utara, timur dan barat. Jarak sebaran pun tak melebihi 5 meter dari pusat situs secara proporsional. Penyebab serakan batu adalah adanya pergeseran tanah dan peristiwa alam seperti erosi, gempa bumi, dan pergerakan tanah.
Terkait bangunan atau situs Megalitikum Gunung Padang (Panghegar) terdapat temuan yang sangat menarik.
Pertama, Situs Megalitikum dibangun di atas bukit padat yang merupakan pecahan dari gunung api purba. Buktinya adalah di sekeliling Gunung Padang terdapat banyak bukit-bukit yang mengelilingi Gunung Padang yang nyaris berada di tengah perbukitan lainnya.
Kedua, pembangunan situs Megalitikum di lereng bukit yang tidak rata, agar mendapatkan bentuk rata yang simetris di setiap pelataran. Maka dibuatlah dan ditata ratusan batu sebagai pondasi dengan ukuran batu sekitar 1-2 meter. Tatanan batu ini sungguh spektakuler dan hanya bergeser tak lebih dari 3 meter dalam kurun waktu 10.000 tahun.
Ketiga, situs dibangun dengan ratusan ribu batu vulkanik - yang menunjukkan daerah tersebut adalah daerah vulkanik. Batuan berukuran panjang antara 20 sampai lebih dua meter digunakan sebagai bahan bangunan. Batuan tersebut persegi panjang dengan empat atau lima sisi.
Keempat, tangga menuju puncak bukit Gunung Padang dibangun dari mulai bawah kaki bukit secara simetris lurus menghadap ke Pelataran I-V, dan pelataran depan - yang memiliki ‘beranda dan jalan atau koridor siekular setengah lingkaran. Ini ditandai oleh adanya batuan yang ditata melingkar secara teratur.
Kelima, Pelatarann I memiliki ‘bangunan’ yang dibagi menjadi 9 bagian, besar dan kecil dengan ‘bangunan di bagian kiri masih tampak utuh’. Di bagian tengah dekat tebing undak ke Pelataran II, terdapat ‘Punden Gerbang’ setinggi 2 meter di atas lantai dasar. Punden ini menjadi Pintu Gerbang menuju Pelataran V dengan ketinggian sekitar 4,5 M. Masih tampak sisa serakan Pintu Gerbang dengan dua buah batu menonjol miring ke muka arah utara.
Keenam, koridor atau jalan menuju Pelataran V - yang diduga dianggap laing suci - melewati Gerbang Berundak di tengah-tengah, lalu menurun dan naik lagi secara terjal koridor terletak di tengah menuju Pelataran II. Di pelataran II ini, terdapat dua koridor pintu menuju Pelataran III dan IV yang memiliki hanya satu pintu menuju ke Pelataran V.
Ketujuh, di Pelataran V terdapat bangunan atau tatanan batu yang unik. Bangunan atau tatanan batu utama dikelilingi oleh empat ‘tatanan batu lainnya’. Keadaan ini mengingatkan pada candi apit di Prambanan dan Candi Sewu. Candi apit adalah candi ukuran lebih kecil yang melengkapi candi utama. Untuk candi Hindu, candi apit biasanya adalah candi untuk wahana atau kendaraan bagi dewa Wisnu, Siwa, Brahma.
Sebagai tambahan, serakan batu di depan pelataran I dan beranda yang berjarak sekitar 5 meter ke bawah dengan sebaran yang teratur menunjukkan bahwa sebagian batu-batuan di semua pelataran ada yang ditempatkan di atas batu yang berdiri tegak. Sehingga terdapat sebaran batu yang berserak. Pergeseran tempat dan kecondongan posisi batu juga disebabkan adanya tumbuhan dan pepohonan. Pada zaman purba di semua pelataran dipastikan tak ada tumbuhan. Akar pohon menyebabkan pergeseran letak batu.
Ditambahkan, jika Anda tertarik untuk mengunjunginya, kunjungilah situs ini pada pagi hari sebelum jam enam. Begitu kabut hilang di sekitar perbukitan, Anda akan menyaksikan pemandangan indah. Langit biru dan suasana sungguh tenang. Magis. Kicau burung menenteramkan telinga dan angin semilir menerpa tubuh. Indah. Nyaman.

Lirik : Can't Stop - CN BLUE

Diposting oleh Ayuningtyas / Comments: (0)


Hangul

하루에 한 번만 그댄 떠올려줘요 miss you
하루에 한 번만 나는 잊어볼게요
그것도 안돼요 그것도 안돼요
그것도 안되면 그럼 난 어떡하나요

그대 한마디에 나는 웃어요
거울처럼 매일 살아요
나의 하루는 그대의 것이죠

Can't stop me now Can't stop me now
그대를 닮은 봄 향기가 아직 차네요
Can't stop me now Can't stop me now
나는 멈출 수 없네요 I can't stop loving you

흩날리는 바람에 그대 떠올라
눈 부신 햇살에 그대 떠올라
나는 멈출 수 없네요 I can't stop loving you

한걸음 뒤라면 허락할 수 있나요 miss you
한걸음 뒤에서 나는 기다릴게요
그것도 안돼요 그것도 안돼요
그것도 안되면 그럼 난 어떡하나요

그대 한마디에 나는 웃어요
거울처럼 매일 살아요
나의 하루는 그대의 것이죠

Can't stop me now Can't stop me now.
그대를 닮은 봄 향기가 아직 차네요
Can't stop me now Can't stop me now.
나는 멈출 수 없네요 I can't stop loving you

미친 듯 미칠 듯 한없이 부르다 보면
한번은 돌아볼까요

Can't stop me now Can't stop me now
그대만 바라보는 내 맘 아직 시려요
Can't stop me now Can't stop me now
나는 멈출 수 없네요 I can't stop loving you

흩날리는 바람에 그대 떠올라
눈 부신 햇살에 그대 떠올라
나는 멈출 수 없네요 I can't stop loving you



Romanji

Harue han beonman geudaen tteoollyeojwoyo miss you
Harue han beonman naneun ijeobolgeyo
Geugeotdo andwaeyo geugeotdo andwaeyo
Geugeotdo andoemyeon geureom nan eotteokhanayo

Geudae han madie naneun useoyo
Geoulcheoreom maeil sarayo
Naui haruneun geudaeui geosijyo

Can’t stop me now can’t stop me now
Geudaereul darmeun bom hyanggiga ajik chaneyo
Can’t stop me now can’t stop me now
Naneun meomchul su eomneyo i can’t stop loving you

Heutnallineun barame geudae tteoolla
Nun busin haessare geudae tteoolla
Naneun meomchul su eomneyo i can’t stop loving you

Han georeum dwiramyeon heorakhal su innayo miss you
Han georeum dwieseo naneun gidarilgeyo
Geugeotdo andwaeyo geugeotdo andwaeyo
Geugeotdo andoemyeon geureom nan eotteokhanayo

Geudae han madie naneun useoyo
Geoulcheoreom maeil sarayo
Naui haruneun geudaeui geosijyo

Can’t stop me now can’t stop me now.
Geudaereul darmeun bom hyanggiga ajik chaneyo
Can’t stop me now can’t stop me now.
Naneun meomchul su eomneyo i can’t stop loving you

Michin deut michil deut haneobsi bureuda bomyeon
Han beoneun dorabolkkayo

Can’t stop me now can’t stop me now
Geudaeman baraboneun nae mam ajik siryeoyo
Can’t stop me now can’t stop me now
Naneun meomchul su eomneyo i can’t stop loving you

Heutnallineun barame geudae tteoolla
Nunbusin haessare geudae tteoolla
Naneun meomchul su eomneyo i can’t stop loving you


Indonesian


Aku akan memikirkanmu hanya sekali dalam sehari, merindukanmu
Aku akan mencoba melupakanmu hanya sekali dalam sehari
Tidak dapatkah aku? Tidak dapatkah aku?
Jika aku tidak bisa, lalu apa yang harus aku lakukan?

Dalam satu kata yang kamu katakan, aku tersenyum
Aku hidup seperti cermin setiap hari
Hariku adalah milikmu

Tidak dapat menghentikanku sekarang Tidak dapat menghentikanku sekarang
Aroma musim semi yang mengingatkanmu tetap dingin
Tidak dapat menghentikanku sekarang Tidak dapat menghentikanku sekarang
Aku tidak dapat berhenti, Aku tidak dapat berhenti mencintaimu

Aku memikirkanmu ketika angin bertiup
Aku memikirkanmu ketika sinar matahari menyilaukan
Aku tidak dapat berhenti, Aku tidak dapat berhenti mencintaimu

Jika aku mengambil langkah mundur, apakah kamu mengijinkanku? Aku merindukanmu
Aku akan menunggu dari langkah mundur
Tidak dapatkah aku? Tidak dapatkah aku?
Jika aku tidak bisa, lalu apa yang harus aku lakukan?

Dalam satu kata yang kamu katakan, aku tersenyum
Aku hidup seperti cermin setiap hari
Hariku adalah milikmu

Tidak dapat menghentikanku sekarang Tidak dapat menghentikanku sekarang
Aroma musim semi yang mengingatkanmu tetap dingin
Tidak dapat menghentikanku sekarang Tidak dapat menghentikanku sekarang
Aku tidak dapat berhenti, Aku tidak dapat berhenti mencintaimu

Jika aku memanggilmu tanpa henti, gila, gila
Apakah kamu akan mendengarkanku setidaknya sekali?

Tidak dapat menghentikanku sekarang Tidak dapat menghentikanku sekarang
Hatiku yang hanya melihatmu tetap dingin
Tidak dapat menghentikanku sekarang Tidak dapat menghentikanku sekarang
Aku tidak dapat berhenti, Aku tidak dapat berhenti mencintaimu

Aku memikirkanmu ketika angin bertiup
Aku memikirkanmu ketika sinar matahari menyilaukan
Aku tidak dapat berhenti, Aku tidak dapat berhenti mencintaimu


English

I will think of you just once a day, miss you
I’ll try to forget you just once a day
Can’t I? Can’t I?
If I can’t, then what do I do?

At one word you say, I smile
I live like a mirror every day
My day is yours

Can’t stop me now Can’t stop me now
The scent of spring that resembles you is still cold
Can’t stop me now Can’t stop me now
I can’t stop, I can’t stop loving you

I think of you at the blowing wind
I think of you at the dazzling sunlight
I can’t stop, I can’t stop loving you

If I take a step back, will you allow me? Miss you
I will be waiting from a step back
Can’t I? Can’t I?
If I can’t, then what do I do?

At one word you say, I smile
I live like a mirror every day
My day is yours

Can’t stop me now Can’t stop me now
The scent of spring that resembles you is still cold
Can’t stop me now Can’t stop me now
I can’t stop, I can’t stop loving you

If I call out to you endlessly, crazily, crazily
Will you hear me at least once?

Can’t stop me now Can’t stop me now
My heart that only looks at you is still cold
Can’t stop me now Can’t stop me now
I can’t stop, I can’t stop loving you

I think of you at the blowing wind
I think of you at the dazzling sunlight
I can’t stop, I can’t stop loving you

Zaman prasejarah

Diposting oleh Ayuningtyas on Selasa, 08 April 2014 / Comments: (0)

Pembagian zaman

Secara umum, masa prasejarah
Indonesia ditinjau dari dua aspek,
bedasarkan bahan untuk membuat
alat-alatnya (terbagi menjadi Zaman
Batu & Zaman Besi), & bedasarkan
kemampuan yang dimiliki oleh
masyarakatnya (terbagi menjadi Masa
Berburu & Mengumpulkan Makanan,
Masa Bercocok Tanam, & Masa
Perundagian)

Zaman Batu
Zaman Batu terjadi sebelum logam
dikenal dan alat-alat kebudayaan
terutama dibuat dari batu di samping
kayu dan tulang. Zaman batu ini
diperiodisasi lagi menjadi 4 zaman,
antara lain:
Zaman Batu Tua (Masa Berburu &
Mengumpulkan Makanan Tingkat
Awal)
Terdapat dua kebudayaan yang
merupakan patokan zaman ini, yaitu:
1. Kebudayaan Pacitan
(berhubungan dengan kapak
genggam dengan varian-variannya
seperti kapak perimbas & kapak
penetak
2. Kebudayaan Ngandong
(berhubungan dengan Flakes &
peralatan dari tulang)
Bedasarkan kebudayaan yang
ditemukan, maka dapat disimpulkan
ciri-ciri kehidupan pada
Palaeolithikum antara lain:
1. Masyarakatnya belum memiliki
rasa estetika (disimpulkan dari kapak
genggam yang bentuknya tidak
beraturan & bertekstur kasar)
2. Belum dapat bercocok tanam
(karena peralatan yang dimiliki belum
dapat digunakan untuk
menggemburkan tanah).
3. Memperoleh makanan dengan
cara berburu (hewan) dan
mengumpulkan makanan (buah-
buahan & umbi-umbian).
4. Hidup nomaden (jika sumber
makanan yang ada di daerah tempat
tinggal habis, maka masyarakatnya
harus pindah ke tempat baru yang
memiliki sumber makanan).
5. Hidup dekat sumber air
(mencukupi kebutuhan minum &
karena di dekat sumber air ada
banyak hewan & tumbuhan yang bisa
dimakan).
6. Hidup berkelompok (untuk
melindungi diri dari serangan hewan
buas).
7. Sudah mengenal api (bedasarkan
studi perbandingan dengan Zaman
Palaeolithikum di China, dimana
ditemukan fosil kayu yang ujungnya
bekas terbakar di dalam sebuah
gua).
Zaman Batu Tengah (Masa
Berburu & Mengumpulkan
Makanan Tingkat Lanjut)
Terdapat dua kebudayaan yang
merupakan patokan zaman ini, yaitu:
Kebudayaan Kjokkenmoddinger
Kjokkenmodinger , istilah dari bahasa
Denmark, kjokken yang berarti dapur
& moddinger yang berarti sampah
(kjokkenmoddinger = sampah dapur).
Dalam kaitannya dengan budaya
manusia, kjokkenmoddinger
merupakan timbunan kulit siput &
kerang yang menggunung di
sepanjang pantai Sumatra Timur
antara Langsa di Aceh sampai
Medan. Di antara timbunan kulit siput
& kerang tersebut ditemukan juga
perkakas sejenis kapak genggam
yaitu kapak Sumatra/ Pebble & batu
pipisan.
Kebudayaan Abris Sous Roche
Abris sous roche, yang berarti gua-
gua yang pernah dijadikan tempat
tinggal, berupa gua-gua yang diduga
pernah dihuni oleh manusia. Dugaan
ini muncul dari perkakas seperti
ujung panah, flakke, batu
penggilingan, alat dari tulang &
tanduk rusa; yang tertinggal di dalam
gua.
Bedasarkan kebudayaan yang
ditemukan, maka dapat disimpulkan
ciri-ciri kehidupan pada zaman
Mesolithikum antara lain:
a. Sudah mengenal rasa estetika
(dilihat dari peralatannya seperti
kapak Sumatra, yang bentuknya
sudah lebih beraturan dengan
tekstur yang lebih halus
dibandingkan kapak gengggam
pada Zaman Paleolithikum)
b. Masih belum dapat bercocok
tanam (karena peralatan yang ada
pada zaman itu masih belum bisa
digunakan untuk menggemburkan
tanah)
c.Gundukan Kjokkenmoddinger
yang dapat mencapai tinggi tujuh
meter dengan diameter tiga puluh
meter ini tentu terbentuk dalam
waktu lama, sehingga disimpulkan
bahwa manusia pada zaman itu
mulai tingggal menetap (untuk
sementara waktu, ketika makanan
habis, maka harus berpindah
tempat, seperti pada zaman
Palaeolithikum) di tepi pantai.
d. Peralatan yang ditemukan dari
Abris Sous Roche memberi
informasi bahwa manusia juga
menjadikan gua sebagai tempat
tinggal.
Zaman Batu Muda (Masa Bercocok
Tanam)
Ciri utama pada zaman batu Muda
(neolithikum) adalah alat-alat batu
buatan manusia sudah diasah atau
dipolis sehingga halus dan indah.
Alat-alat yang dihasilkan antara lain:
1. Kapak persegi, misalnya beliung,
pacul, dan torah yang banyak
terdapat di Sumatera, Jawa, Bali,
Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi,
Kalimantan,
2. Kapak batu (kapak persegi
berleher) dari Minahasa,
3. Perhiasan (gelang dan kalung dari
batu indah) ditemukan di Jawa,
4. Pakaian dari kulit kayu
5. Tembikar (periuk belaga)
ditemukan di Sumatera, Jawa,
Melolo (Sunda)
Manusia pendukung Neolithikum
adalah Austronesia (Austria), Austro-
Asia (Khamer-Indocina)
Kebudayaan Megalith
Antara zaman neolitikum dan zaman
logam telah berkembang kebudayaan
megalith, yaitu kebudayaan yang
menggunakan media batu-batu besar
sebagai alatnya, bahkan puncak
kebudayaan megalith justru pada
zaman logam. Hasil kebudayaan
Megalith, antara lain:
1. Menhir: tugu batu yang dibangun
untuk pemujaan terhadap arwah-
arwah nenek moyang.
2. Dolmen: meja batu tempat
meletakkan sesaji untuk upacara
pemujaan roh nenek moyang
3. Sarchopagus/keranda atau peti
mati (berbentuk lesung bertutup)
4. Punden berundak: tempat
pemujaan bertingkat
5. Kubur batu: peti mati yang
terbuat dari batu besar yang dapat
dibuka-tutup
6. Arca/patung batu: simbol untuk
mengungkapkan kepercayaan mereka
Zaman Logam (Masa
Perundagian)
Pada zaman Logam orang sudah
dapat membuat alat-alat dari logam
di samping alat-alat dari batu . Orang
sudah mengenal teknik melebur
logam, mencetaknya menjadi alat-
alat yang diinginkan. Teknik
pembuatan alat logam ada dua
macam, yaitu dengan cetakan batu
yang disebut bivalve dan dengan
cetakan tanah liat dan lilin yang
disebut a cire perdue. Periode ini
juga disebut masa perundagian
karena dalam masyarakat timbul
golongan undagi yang terampil
melakukan pekerjaan tangan. Zaman
logam di Indonesia didominasi oleh
alat-alat dari perunggu sehingga
zaman logam juga disebut zaman
perunggu. Alat-alat besi yang
ditemukan pada zaman logam
jumlahnya sedikit dan bentuknya
seperti alat-alat perunggu, sebab
kebanyakan alat-alat besi, ditemukan
pada zaman sejarah. Zaman logam di
Indonesia dibagi atas:
Zaman Perunggu
Pada zaman Perunggu/disebut juga
dengan kebudayaan Dongson-
Tongkin China (pusat kebudayaan ini)
manusia purba sudah dapat
mencampur tembaga dengan timah
dengan perbandingan 3 : 10 sehingga
diperoleh logam yang lebih keras.
Alat-alat perunggu pada zaman ini
antara lain:
Kapak Corong (Kapak perunggu,
termasuk golongan alat perkakas)
ditemukan di Sumatera Selatan,
Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan
Selayar, Irian
Nekara Perunggu (Moko) sejenis
dandang yang digunakan sebagai
maskawin. Ditemukan di Sumatera,
Jawa-Bali, Sumbawa, Roti, Selayar,
Leti
Benjana Perunggu ditemukan di
Madura dan Sumatera.
Arca Perunggu ditemukan di Bang-
kinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur)
dan Bogor (Jawa Barat)
Zaman Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat
melebur besi dari bijinya untuk
dituang menjadi alat-alat yang
diperlukan. Teknik peleburan besi
lebih sulit dari teknik peleburan
tembaga maupun perunggu sebab
melebur besi membutuhkan panas
yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.
Alat-alat besi yang dihasilkan antara
lain:
Mata Kapak bertungkai kayu
Mata Pisau
Mata Sabit
Mata Pedang
Cangkul
Alat-alat tersebut ditemukan di
Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor
(Jawa Barat), Besuki dan Punung
(Jawa Timur)

This Is Pink Beach

Diposting oleh Ayuningtyas on Sabtu, 29 Maret 2014 / Comments: (0)
Lombok island in West Nusa Tenggara is famous by its destinations and having great name among tourists. One of destinations that enchanting the visitors is Pink Beach. This beautiful beach is located in Sekaroh village, Jerowaru sub-district, Eastern Lombok. To reach this beach can be accessed from Mataram, the capital city of West Nusa Tenggara.
By having real name of Tangsi beach, this beach is way more popular by pink beach, for the color of the sand over the beach.

At early begin, this beach was not available for holiday, because this is the place for fisherman's transits from Tanjung Luar village. In times, this beach becomes popular by the beauty of the scenery. Morever, Pink beach is also has natural cliff and cave during Japanese colonization.

Enjoy your visit to Pink Beach and engage yourself by swimming, snorkeling or just playing around the beach and intimating the nature.

 
 






Postingan Lebih Baru Beranda

Blog Archive

  • ▼ 2014 (21)
    • ▼ Mei (14)
      • photoshop
      • soal kkpi bab blog
      • Perbedaan Kamera SLR dan DSLR
      • Lavender kaya manfaat
      • Carstensz Pyramid is Indonesia roof
      • Carstensz Pyramid, atapnya Indonesia
      • Teknologi Baru "Mesin Cuci Onthel"
      • Iphone with display proyektor
      • Google Glass How-to: Getting Started
      • Benarkah vampire itu ada?
      • Obat Herbal untuk penyakit vertigo
      • The finest tree - Something
      • The finest tree - Let Her Go
      • The Finest Tree - Yang Terlupakan
    • ► April (6)
    • ► Maret (1)
Tweets by @AyuningtyasMP
Diberdayakan oleh Blogger.

Pages - Menu

  • Beranda

Blog Archive

  • ▼  2014 (21)
    • ▼  Mei (14)
      • photoshop
      • soal kkpi bab blog
      • Perbedaan Kamera SLR dan DSLR
      • Lavender kaya manfaat
      • Carstensz Pyramid is Indonesia roof
      • Carstensz Pyramid, atapnya Indonesia
      • Teknologi Baru "Mesin Cuci Onthel"
      • Iphone with display proyektor
      • Google Glass How-to: Getting Started
      • Benarkah vampire itu ada?
      • Obat Herbal untuk penyakit vertigo
      • The finest tree - Something
      • The finest tree - Let Her Go
      • The Finest Tree - Yang Terlupakan
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (1)

Popular Posts

  • Menyapa Matahari Bromo ;)
    Di penginapan kami di Pantai Sendang Biru, malam harinya kami menyiapkan segala keperluan untuk dibawa ke Bromo. Yang tak boleh ditingg...
  • soal kkpi bab blog
  • photoshop
  • The finest tree - Let Her Go
    https://www.youtube.com/watch?v=j-FSpwmhzoY&feature=youtube_gdata_player
  • Tujuh Kejaiban Situs Megalitikum Berusia 10,000 Tahun - Gunung Padang
    Berdasarkan penelitian usia dengan metode karbon, diyakini bahwa Situs Megalitikum Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, berusia leb...
  • Teknologi Baru "Mesin Cuci Onthel"
  • Google Glass How-to: Getting Started
  • The finest tree - Something
    https://www.youtube.com/watch?v=zXt8mVdnVPE&feature=youtube_gdata_player
  • Carstensz Pyramid, atapnya Indonesia
    Carstensz Pyramid gunung beratap salju di Indonesia yang berada di Papua banyak di impikan oleh banyak pendaki untuk bisa menjejakkan kaki...
  • The Finest Tree - Yang Terlupakan
    https://www.youtube.com/watch?v=Ph1yeArRiwI&feature=youtube_gdata_player

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
Ayuningtyas
Lihat profil lengkapku

About

Blogroll

Blogger news

Blogroll

Blogger templates

Flag Counter
 

Welcome to bored blog! All Rights Reserved. Blogger Template created by Deluxe Templates

Wordpress Theme by Skinpress | Supported by Dante Araujo